Sungguh terkejut saat saya mengunjungi blog yang saya anggap menarik, yaitu terpasang gambar dengan tulisan di halaman depan seperti di bawah ini.
Suparto Brata Blogger dan Begawan Sastra Jawa
Berdasarkan informasi, Suparto Brata pengarang produktif ini mengembuskan napas terakhir pada Jumat (11/9/2015) pukul 21.30 WIB di rumahnya di Rungkut Asri III/2 Surabaya. Pengarang sepuh asal Surabaya, meninggal dunia dalam usia 83 tahun pada Jumat (11/9/2015). Jenazah Begawan Sastra Jawa ini dimakamkan di Pemakaman Umum Rangkah Surabaya.
Mungkin banyak orang tidak mengenal beliau, saya pun hanya mengenal lewat dunia maya dengan membaca tulisan blog beliau. Beliau menjadi motivator saya untuk ngeblog dan menulis bahkan pernah saya muat di lentera kecil sebagai salah satu blogger sepuh di Indonesia. https://lenterakecil.com/wajah-blogger-indonesia/
Meskipun dibantu sang anak, beliau masih aktif menulis di blog dan menjadikan salah seorang blogger tertua di Indonesia. Daya ingatannya kuat sekali. Dalam sehari bisa menulis artikel hingga 8 lembar.
Pak Suparto Brata memiliki 2 buah blog (http://supartobrata.com dan http://supartobrata.blogspot.com). Beliau mengaku gaptek, sehingga setting blog dibantu oleh putranya. Email juga dibalas langsung oleh beliau karena kentara dari tulisan dan pemilihan diksinya.
Saya mengumpulkan data dan menemukan bahwa Beliau adalah seorang penulis buku produktif, Pensiunan PNS bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya.
Bapak Suparto Brata juga punya visi sosial kemasyarakatan dalam menjadikan anak bangsa sebagai bangsa yang cerdas dan maju, yaitu dengan memasyarakatkan kegiatan membaca dan menulis.
Selain itu sangat bersemangat untuk mengangkat harkat dan martabat Bahasa Jawa bahkan membuat penerbit sendiri untuk menerbitkan bukunya yang berbahasa Jawa. Visinya ini tergambar di artikel blog.
Terakhir, Bulan Desember 2014 beliau mendapat undangan untuk menjadi Pembicara mengenai Sastra Jawa dari SMA dan SMK Pemalang, karena di Pemalang tidak ada yang kenal dan baru pertama kali kesana maka Bapak di temani dengan Teratai , anak perempuannya.
Biasanya kalau mendapat undangan dari kota seperti Solo, Yogya, Bojonegoro, Tulungagung walaupun sudah sepuh Beliau berangkat sendiri dan di kota-kota tersebut Beliau banyak teman.
Semangat yang luar biasa dan patut diteladani. Selamat Jalan, Mbah, Bapak, Teman, karyamu akan terus dikenang sebagai begawan sastra jawa.