Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan seseorang Di Bandung, sambil berkenalan saya bertanya asalnya dari mana. Dia hanya menjawab, “Putra Galuh”. Awalnya saya berpikir dia tidak mau menyebutkan daerah aslinya dan mengira dia putranya Bapak Galuh. Namun setelah ngobrol panjang lebar, ternyata “Putra Galuh” adalah sebutan atau julukan bagi orang atau masyarakat Ciamis, Jawa barat.
Ternyata selain Putra Galuh ada juga yang menyebut Wargi Galuh untuk memperkenalkan dirinya. Lantas saya mencoba “searching” nama Galuh bagi masyarakat Ciamis. Mengapa sebagian orang Ciamis menyebut Putra Galuh atau Wargi Galuh ketimbang Putra Ciamis atau Warga Ciamis?
Ciamis Diusulkan Diubah Jadi Galuh
Pada situs berita online ada wacana pengembalian nama Kabupaten Ciamis menjadi Kabupaten Galuh dan banyak dukungan dari tokoh masyarakat Ciamis. Ciamis Diusulkan Diubah Jadi Galuh. Nama Galuh mengandung nilai sejarah yang lebih tinggi daripada Ciamis.
Pamor nama Galuh sangat tinggi karena pernah menjadi kabupaten yang disegani pada masa lampau. Bahkan konon meski belum dapat dibuktikan kebenarannya, pengaruh kerajaan Galuh sampai di Surabaya, Jawa Timur. Di Kecamatan Bubutan, terdapat nama Kampung Galuhan dan orang-orang tua di sana mengaku keturunan dari Kerajaan Galuh.
Masyarakat Ciamis yang terkenal dengan kuliner galendo Ciamis ini lebih membanggakan nama Galuh karena memiliki sejarah yang jelas serta pernah menoreh masa kejayaan. Bahkan ada legenda atau cerita rakyat, nama Galuh disebutkan sudah ada semenjak zaman prasejarah dan dipakai sebagai nama ratu, yakni Ratu Galuh yang mendirikan kerajaan di Lakbok setelah mengalahkan siluman.
Sedangkan nama Ciamis hingga saat ini belum ditemukan asal-usulnya dengan jelas serta tidak memiliki nilai sejarah dan tidak mengandung nilai falsafah. Ada yang berpendapat bahwa nama Ciamis pertama kali diperkenalkan oleh orang Jawa karena sungai di wilayah Galuh banyak ikannya sehingga berbau amis (anyir).
Ada pula yang mengatakan bahwa nama Ciamis muncul dikarenakan terjadi banjir darah di Galuh sehingga menimbulkan bau amis, akibat pertempuran penjarah dengan pasukan Ciancang yang terjadi pada tahun 1739.
Kerajaan Galuh dan Kadipaten Galuh
Dalam sejarah, awalnya nama Galuh merupakan nama sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Galuh pada abad 7 Masehi yang didirikan oleh Wretikandayun. Kerajaan Galuh berakhir pada abad 16 dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Prabu Niskala Wastu Kancana yang pusat kerajaannya di Kawali.
Pada tahun 1595, kerajaan Galuh ditaklukkan oleh Mataram dan wilayahnya menjadi kadipaten (kabupaten). Meskipun demikian, pamor Kadipaten Galuh sewaktu dipegang oleh Bupati R.A.A. Kusumadiningrat sangat tinggi pada waktu zaman VOC dari tahun 1705 sampai akhir abad ke-18.
Namun, sejak kabupaten Galuh dikeluarkan dari Wilayah Karesidenan Cirebon dan dimasukkan ke Karesidenan Priangan tahun 1915, tanpa ada alasan yang jelas nama Galuh berubah jadi Ciamis. Sejak itu nama Galuh dipakai hanya untuk hal yang berkaitan dengan budaya dan sejarah sedangkan nama Ciamis digunakan dalam administrasi pemerintahan kolonial Belanda, sampai saat ini.
Nama Galuh Dan Ciamis
Kerajaan Galuh meninggalkan ajaran atau falsafah kagaluhan yang berasal dari prasasti Kawali I di Astana Gede, yaitu “pakena gawe rahayu pakeun heubeul jaya di buana” artinya: harus membiasakan berbuat kebajikan agar lama jaya di dunia.
Prabu Haurkuning juga memiliki ajaran, pandangan dan sikap mengenai kehidupan yaitu kehidupan harus berlandaskan pada silihasih. Prabu Haurkuning mengingatkan bahwa yang membuat harum seseorang tiada lain adalah budi yang luhur.
Falsafah kagaluhan yang dipakai oleh Kerajaan Galuh dan terus dipertahankan oleh Pemerintah Kabupaten Ciamis sampai saat ini adalah warna ungu yang melambangkan keagungan atau keluhuran budi.
Untuk nama Ciamis banyak yang berpendapat tidak memiliki nilai sejarah dan tidak mengandung nilai falsafah. Bahkan jika dikaitkan dengan bau amis ikan atau darah, itu merupakan hinaan dan pelecehan bagi masyarakat setempat. Itulah mengapa ada wacana nama Ciamis diusulkan diubah menjadi Galuh.
Sumber: Sejarah Kabupaten Ciamis Jawa Barat dan beberapa situs lainnya.